10 Struktur Cerita Naratif yang Wajib Kamu Ketahui

Seperti bangunan, menulis juga butuh pondasi yang kuat.

Jika kamu adalah tipe penulis cerita yang bisa menulis cerita tanpa merangkainya dengan formulasi struktur, selamat! Menurut saya hanya ada dua alasan atau kemungkinan yang bisa menjelaskan tentang kamu. Pertama, kamu pasti seorang jenius. Kedua, kamu pasti seorang penulis cerita dengan jam terbang sudah sangat tinggi, sampai-sampai semua yang ingin kamu ceritakan sudah mampu tersusun rapi di dalam kepala dengan sistematis.

“Bagaimana jika saya bukan seorang jenius atau belum punya jam terbang tinggi?” 🦸 

Ya, jawaban paling masuk akal adalah belajar tentang struktur. Pada dasarnya manusia adalah pembelajar. Seperti halnya menjadi pemain sepak bola, arsitek, astronom, atau juru masak, penulis cerita yang kerjanya menulis cerita adalah tentang keterampilan dan keterampilan harus dipelajari, dipraktekkan dan dikembangkan. Jadi, belajar struktur sebagai teknis dasar menulis cerita tidak bisa dihindari. Ya… kembali lagi, kecuali kamu jenius.

“Ah, saya nggak suka sama aturan atau sesuatu yang pakem. Saya ingin menggunakan cara saya sendiri. Saya itu seniman!” 🦸

Boleh aja sih, tapi jangan kebanyakan gaya!

Learn the rules like a pro, so you can break them like an artist.

Pablo Picasso

Kalau kamu sudah sepakat dengan kutipan di atas mari kita belajar dulu sampai menjadi pro. Mari kita mulai dengan mengenal ragam metode atau struktur cerita yang sudah populer. Saya juga akan kasih tahu teknik mana yang paling saya suka dan jadikan preferensi dalam mengembangkan cerita. Tapi, perihal mana yang nantinya kamu pilih, kamu sendiri yang tentukan!

Daftar Isi

Ragam Struktur Cerita Naratif

Cerita mungkin memang bidang keilmuan paling tua dalam peradaban manusia. Sejak manusia hadir, cerita telah ada dalam bentuk yang paling sederhana. Cerita membentuk kebiasaan dan peradaban. Lewat cerita, para Rasul menyampaikan suara Tuhan kepada umatnya. Dan sebagai keilmuan, cerita bisa dipelajari. Sekarang, mari kita mulai saja dengan mengenal ragam struktur cerita.

“To understand the principle of structure, it's important to start with the word itself. The root of structure, struct, has two definitions that are relevant. The first définition means "to build" or "to put something together," like a building or car. The second definition is "the relationship between the parts and the whole."

Syd Field

Three Act Structure

Teknik struktur tiga babak adalah teknik paling sederhana yang dipakai setiap penulis skenario film dan novelis di seluruh dunia. Menurut saya, teknik ini adalah dasar yang harus bisa dikuasai setiap pencerita. Seorang penulis pasti mempunyai preferensinya sendiri dalam menggunakan teknik naratif tertentu. Tapi, sebagian besar tidak akan lepas dari prinsip fundamental dari Three Act Structure. 

Teknik Three Act Structure ini dipopulerkan oleh Syd Field dalam bukunya yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1979, berjudul Screenplay: The Foundation of Screenwriting. Namun, jika dipelajari lagi sejarah storytelling sebagai sebuah keilmuan, tentu tidak akan pernah lepas dari seorang filsuf bernama Aristoteles. Aristoteles dalam bukunya Poetic menekankan bahwa setiap cerita atau dalam istilahnya: tragedi dan komedi, pastilah memiliki tiga bagian berupa awal, tengah dan akhir.

Syd Field dalam bukunya menyebut rangkaian struktur ini sebagai paradigm of dramatic structure.

Three Act Structure

Act 1: Setup

Setup atau persiapan adalah babak pertama, bagian penceritaan untuk mengenalkan karakter dan segala macam tentang dunia yang ditinggali karakter, hingga akhirnya karakter menemui sebuah kejadian yang disebut inciting incident, sebuah kejadian yang mengubah hidup karakter dan menumbuhkan sesuatu yang diinginkan oleh karakter.

Act 2: Confrontation

Confrontation adalah bagian tengah dalam cerita. Babak yang berisi penuh konflik ketika karakter mendapatkan berbagai tantangan dalam upayanya mendapatkan sesuatu yang ia inginkan. Pada babak ini, cerita tidak selalu bergerak secara linier karena karakter kita akan mengalami fase naik dan turun dalam perjalanan yang ia tempuh menuju babak akhir.

Act 3: Resolution

Ini adalah babak akhir sebuah resolusi atau payoff. Karakter kita akan mendapatkan jawaban atas apa yang ia inginkan. Apakah ia mendapatkannya atau tidak mendapatkannya?

Dan Harmon’s Story Circle

Mungkin Story Circle yang dikembangkan Dan Harmon adalah teknik struktur cerita yang paling muda usianya daripada teknik lainnya yang akan dibahas di bawah. Tapi, teknik yang dikembangkan oleh Dan Harmon ini sangat menarik. Implementasinya bisa dibilang tidak rumit, sangat fleksibel untuk berbagai tema dan genre karena pada dasarnya, Dan Harmon’s Story Circle ini memiliki pendekatan cerita yang character driven. Tidak peduli apakah cerita kamu skalanya kecil atau skalanya besar dan rumit, teknik struktur cerita ini bisa kamu implementasikan.

Dan Harmon’s Story Circle

Seperti namanya, konsep ini mengambil imaji lingkaran sebagai bentuk fase kehidupan dari karakter itu sendiri. Lingkaran ini terbagi menjadi dua bagian yang disebut dengan Order dan Chaos.

Order adalah fase keteraturan. Babak pertama (Act 1) karakter kita memiliki sebuah keyakinan awal, sesuatu yang ia pegang teguh, yang ia percayai. Karakter kita akan kembali ke fase keteraturan di babak ketiga (Act 3) tapi, ia telah menjadi seseorang yang keyakinannya telah bertransformasi atau memberi transformasi kepada orang lain.

Chaos adalah fase kekacauan. Ini adalah babak kedua cerita (Act 2) saat karakter kita menjalani pasang surut perjalanannya mencapai sesuatu. Di babak ini karakter kita akan belajar sesuatu yang terkait dengan keyakinannya.

Dalam perjalannya dari titik awal sampai ke titik akhir, karakter kita akan melalui delapan tahap:

You

Tahap eksposisi dari cerita di mana karakter protagonis masih berada di zona nyamannya atau dunianya yang familiar. Tunjukkan status quo (kondisi awal) dan bagaimana dunia yang ditinggali. Pada tahap ini protagonis akhirnya akan mendapatkan inciting incident yang berdampak besar dalam hidupnya dan memaksanya untuk beraksi.

Need

Karakter protagonis menyadari sesuatu yang dia butuhkan dan menginginkan sesuatu. Bagian yang menjadi dimulainya cerita yang sesungguhnya. Pada tahap ini karakter mulai bergerak. Tangga dramatik cerita mulai meningkat.

Go!

Karakter protagonis memasuki dunia baru yang tidak familiar dalam hidupnya. Sang protagonis memulai langkah pertamanya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Pada tahap ini semua jadi lebih masuk akal kenapa keinginannya penting bagi dirinya tapi sulit didapatkan.

Search

Protagonis melakukan pencarian yang lebih dalam dan melakukan eksplorasi yang membuat dirinya harus beradaptasi dengan situasi, sementara masalah semakin meningkat, yang mendorong protagonis selangkah lagi menuju midpoint/turning point. Pada tahap ini ancaman besar menjadi lebih spesifik.

Find

Setelah melakukan berbagai upaya, akhirnya karakter protagonis sampai pada titik dirinya mendapatkan apa yang ia butuhkan/inginkan tapi sayangnya semua itu tidak seperti apa yang dipikirkan oleh protagonis. Apa yang ia dapatkan sesungguhnya kemenangan palsu. Ia tiba pada titik di mana dirinya benar-benar tidak bisa kembali. Sang protagonis tiba di midpoint/turning point.

Take

Karakter protagonis menerima masa paling sulit dalam hidupnya karena mendapatkan penderitaan dan konsekuensi dari apa yang ia inginkan. Sebuah ganjaran yang mahal dari segala pilihannya. Pada tahap ini sang protagonis tidak dalam kondisi baik-baik saja. Pada titik ini akan mengantarkan karakter pada persimpangan dari pilihan “yes or no” yang mengubah cara pandang protagonis atas keyakinan yang selama ini ia percayai.

Return

Pada tahap ini sang protagonis mencoba bangkit kembali dengan melakukan penerimaan diri dan kembali ke fase keteraturan. Karakter telah kembali dengan segala pelajaran hidup dan perkembangannya. Tahap ini adalah false resolution, titik ketika cerita bisa jadi akan mengarah pada twist.

Change

Karakter protagonis telah berubah dengan jawaban mendapatkan atau tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Tahap ini adalah final resolution.

Jika kamu tertarik mengeksplorasi ceritamu dengan Dan Harmon’s Story Circle, saya punya worksheet yang bisa kamu gunakan untuk mengembangkan ceritamu. Kamu bisa download, gratis! Link-nya saya taruh di bawah, jadi baca dulu sampai habis ya!

Suka dengan pembahasan di konten ini?

Konten ini gratis, tapi kamu harus subscribe dulu untuk baca. | Jangan lupa cek inbox email untuk konfirmasi.

Already a subscriber?Sign In.Not now

Reply

or to participate.